Tradisi Idul Fitri pada masyarakat
Kerinci sangat dijaga turun temurun. Dalam rentan waktu 12 tahun tidak banyak
berubah. Berikut ini tradisi berhari raya yang masih dipertahankan:
Pawai Malam Takbiran
Jika kamu mudik dan melewati daerah
Kerinci, usahakan jangan di malam takbiran ya, untuk menghindari kemacetan!
Karena hampir seluruh wilayah disini mengadakan pawai malam takbir. Seru dan
rame. Diikuti oleh anak-anak yang didampingi orang tua dan juga remaja masjid.
Menghantarkan Khatib dan Imam Shalat Idul Fitri Ke Rumah
Biasanya setelah shalat Id,
masyarakat pulang ke rumah masing-masing. Di Kerinci menawarkan potret yang
berbeda, dimana setelah selesai shalat masyarakat beramai-ramai mengantarkan
khatib dan imam shalat idul fitri ke rumah mereka.
Diatas rumah, warga berkumpul dan
dijamu dengan hidangan yang disediakan keluarga sang khatib atau imam. Tradisi ini adalah wujud rasa
terimakasih dan rasa hormat kepada kedua tokoh tersebut.
Kenduri
Tradisi ketiga yang masih lestari
adalah Kenduri yaitu syukuran yang dilakukan masyarakat di dalam masjid. Menjelang
Ashar biasanya, ada himbauan untuk berkumpul di Masjid. Kenduri dilakukan pada
lebaran pertama dan kedua setelah Ashar.
Ibu-ibu terlihat menenteng box yang
berisi nasi, gulai, air minum. Kemudian ditata melingkar. Sementara bapak-bapak
berkumpul dan makan makan.
Silahturahmi Ke Rumah Keluarga
Silahturahmi ke rumah keluarga dekat
sangat dianjurkan ketika lebaran. Di Kerinci yang menjadi momen menarik dan
berbeda dari daerah di Indonesia lainnya adalah budaya membawa bingkisan ke
rumah yang akan dikunjungi.
Dulunya bingkisan yang dibawa berupa
kue-kue yang ditata di dalam rantang. Atau dalam nampan kecil lalu ditutup kain
khusus. Sekarang, mengalami perubahan, dimana bingkisan yang dibawa berupa
parcel. Parcel kue ataupun buah.
Tuan rumah yang dikunjungi menyiapkan
ampau. Biasanya diberikan kepada anak anak kecil maupun yang sudah besar namun
belum menikah.
Ziarah Kubur pada Lebaran Kedua
Pada lebaran kedua, setelah matahari
mulai muncul masyarakat Kerinci akan berbondong-bondong untuk Ziarah kubur.
Sebelum acara ziarah bersama dilakukan biasanya para remaja masjid membersihkan
kuburan dari sampah atau rumput.
Masyarakat banyak memilih berjalan
kaki ke makam. Sepanjang jalan mereka akan saling bertemu satu sama lain. Baik yang
sedang mudik atau menetap. Kemudian akan terdengar tahlil dan yasinan untuk
mengenang keluarga yang telah meninggal.
Berwisata
Tradisi Idul Fitri yang terakhir pada
masyarakat Kerinci adalah berwisata atau ‘usik. Di hari Raya kedua jalanan
mulai rame dipadati oleh wisatawan lokal dan luar daerah. Pada jam jam tertentu
bahkan macet parah.
Daerah Kerinci memang seperti surga untuk
berwisata. Kearifan lokal dengan alam yang masih terjaga plus kuliner yang
membuat makan menjadi lahab.
Belum terasa lengkap jika lebaran
belum ‘usik. Terasa ada yang kurang. Beberapa destinasi wisata yang dapat kamu
kunjungi yaitu Gunung Kerinci, danau gunung tujuh, kawasan gunung raya, air
terjun talang kemulun, Kawasan kebun teh kayu Aro, Rumah Meco, Terakhir ada
pohon pinus yang menyejukan di kawasan danau Kerinci.
Nah, itulah 6 tradisi Idul Fitri pada
Masyarakat Kerinci. Tradisi mana yang paling berkesan di hati? Kalau aku
semuanya berkesan apalagi dilalui bersama pasangan dan orang-orang tersayang.
Posting Komentar
Posting Komentar