Laporkan Penyalahgunaan

6 Tradisi Idul Fitri Pada Masyarakat Kerinci

 

6-tradisi-idul-fitri-pada-masyarakat-kerinci

Tradisi Idul Fitri pada masyarakat Kerinci sangat dijaga turun temurun. Dalam rentan waktu 12 tahun tidak banyak berubah. Berikut ini tradisi berhari raya yang masih dipertahankan:

Pawai Malam Takbiran

Jika kamu mudik dan melewati daerah Kerinci, usahakan jangan di malam takbiran ya, untuk menghindari kemacetan! Karena hampir seluruh wilayah disini mengadakan pawai malam takbir. Seru dan rame. Diikuti oleh anak-anak yang didampingi orang tua dan juga remaja masjid.

Menghantarkan Khatib dan Imam Shalat Idul Fitri Ke Rumah

Biasanya setelah shalat Id, masyarakat pulang ke rumah masing-masing. Di Kerinci menawarkan potret yang berbeda, dimana setelah selesai shalat masyarakat beramai-ramai mengantarkan khatib dan imam shalat idul fitri ke rumah mereka.

Diatas rumah, warga berkumpul dan dijamu dengan hidangan yang disediakan keluarga sang khatib atau imam. Tradisi ini adalah wujud rasa terimakasih dan rasa hormat kepada kedua tokoh tersebut.

Kenduri

Tradisi ketiga yang masih lestari adalah Kenduri yaitu syukuran yang dilakukan masyarakat di dalam masjid. Menjelang Ashar biasanya, ada himbauan untuk berkumpul di Masjid. Kenduri dilakukan pada lebaran pertama dan kedua setelah Ashar.

Ibu-ibu terlihat menenteng box yang berisi nasi, gulai, air minum. Kemudian ditata melingkar. Sementara bapak-bapak berkumpul dan makan makan.

Silahturahmi Ke Rumah Keluarga

Silahturahmi ke rumah keluarga dekat sangat dianjurkan ketika lebaran. Di Kerinci yang menjadi momen menarik dan berbeda dari daerah di Indonesia lainnya adalah budaya membawa bingkisan ke rumah yang akan dikunjungi.

Dulunya bingkisan yang dibawa berupa kue-kue yang ditata di dalam rantang. Atau dalam nampan kecil lalu ditutup kain khusus. Sekarang, mengalami perubahan, dimana bingkisan yang dibawa berupa parcel. Parcel kue ataupun buah.

Tuan rumah yang dikunjungi menyiapkan ampau. Biasanya diberikan kepada anak anak kecil maupun yang sudah besar namun belum menikah.

Ziarah Kubur pada Lebaran Kedua

Pada lebaran kedua, setelah matahari mulai muncul masyarakat Kerinci akan berbondong-bondong untuk Ziarah kubur. Sebelum acara ziarah bersama dilakukan biasanya para remaja masjid membersihkan kuburan dari sampah atau rumput.

Masyarakat banyak memilih berjalan kaki ke makam. Sepanjang jalan mereka akan saling bertemu satu sama lain. Baik yang sedang mudik atau menetap. Kemudian akan terdengar tahlil dan yasinan untuk mengenang keluarga yang telah meninggal.

Berwisata

Tradisi Idul Fitri yang terakhir pada masyarakat Kerinci adalah berwisata atau ‘usik. Di hari Raya kedua jalanan mulai rame dipadati oleh wisatawan lokal dan luar daerah. Pada jam jam tertentu bahkan macet parah.

Daerah Kerinci memang seperti surga untuk berwisata. Kearifan lokal dengan alam yang masih terjaga plus kuliner yang membuat makan menjadi lahab.

Belum terasa lengkap jika lebaran belum ‘usik. Terasa ada yang kurang. Beberapa destinasi wisata yang dapat kamu kunjungi yaitu Gunung Kerinci, danau gunung tujuh, kawasan gunung raya, air terjun talang kemulun, Kawasan kebun teh kayu Aro, Rumah Meco, Terakhir ada pohon pinus yang menyejukan di kawasan danau Kerinci.

Nah, itulah 6 tradisi Idul Fitri pada Masyarakat Kerinci. Tradisi mana yang paling berkesan di hati? Kalau aku semuanya berkesan apalagi dilalui bersama pasangan dan orang-orang tersayang.

destinasi-wisata-gunung-kerinci


 

 

 

Linda Puspita
Blogger dan Guru Honorer yang selalu beruntung saat mulai menulis. Menerima kerja sama, silahkan singgah di brilianamumtazia@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar