Nama penulis : Dwi Suwiknyo @dwi_suwiknyo
Tahun terbit : 2022
Nama penerbit : QultumMedia
Jumlah halaman : 182
Harga buku : 67.500
Nomor ISBN :
978-979-017-469-6
“Aku ini apalah?”
“Aku mana bisa?”
“Hidup ini tak adil, enak ya jadi
dia?”
Ungkapan tersebut adalah bagian dari
tanda-tanda Insecure.
Baru-baru ini generasi milenia
populer menggunakan kata-kata ini, untuk mengungkapkan perasaan kurang percaya
diri, cemas, takut sebab merasa kurang sesuatu dalam dirinya.
Jika tidak diatasi secara benar maka
dapat menyebabkan gangguan kecemasan dan kesehatan mental. Dwi Suwiknyo melalui
buku yang berjudul “Bersyukur masih Insecure.” Mengajak generasi milenia
menghadirkan rasa syukur saat merasa insecure. Bagimana penulis menjadikan
insecure sebagai alasan memperluas rasa syukur. Simak review ini ya!
Review Bersyukur Masih Insecure
Buku setebal 182 halaman ini terdiri
dari 9 chapter. Setiap chapternya berisi diksi indah, yang akrab menyapa hati
sehingga timbul rasa yakin. Bahwa setiap diri harus berjuang. Tidak menyalahkan
siapa-siapa.
Membaca setiap chapternya, terbesit
rasa syukur, “Terimakasih ya Allah sudah mentakdirkanku bertemu buku ini. Tidak
saja menemukan penyebab aku Insecure, tapi dari sini aku belajar bahwa rasa itu
bisa dirubah dengan rasa syukur yang luas.”
Jika boleh jujur, setiap orang punya
kekurangan masing-masing dan besar peluang untuk insecure. Melalui buku ini
banyak membantu menemukan keyakinan untuk melihat sisi kebahagiaan dari
kekurangan kita.
Penyebab Insecure
Seperti makan yang tak pernah
kenyang. Layaknya minum yang tak menjadikan haus itu hilang. Setiap diri
termenung dan selalu menginginkan kebahagiaan sebagaimana diri orang lain.
Berkata dan sempat berfikir, “enaknya menjadi dia.” Begitulah, hidup menjadi
sempit karena melihat luasnya hidup orang lain. (halaman 3)
Pada bab ini, diuraikan ternyata
sebab insecure adalah diri yang terlalu fokus melihat luasnya kebahagiaan orang
lain. Membanding-bandingkan. Menyalahkan diri sendiri. Hingga habis kesempatan
untuk melihat serta mengembangkan diri sendiri.
Membaca buku ini timbul rasa sadar
diri, “oh, ternyata selama ini aku begini! Ini yang menyebabkan aku jalan di
tempat, grusa-grusu dan tidak percaya
diri.
Menikmati setiap lembarnya, timbul
komitmen dalam diri, “kedepannya aku akan berperasangka baik kepada Allah dan
selalu bersyukur!”
Setiap bab disertakan kisah-kisah
nyata yang penuh hikmah sehingga timbul deep
thinking. Sehingga siapapun yang membaca tertular semangat untuk bertahan
dan berjuang. Tentu saja tertular rasa syukur dan kebahagiaan pula.
Semua berasal dari dan akan kembali kepada Allah. Ini kunci pembuka pintu kebahagiaan. Tetap rida pada kondisi apa adanya.
Kemudian, pada bab “jangan khawatir
soal rejeki” pembaca diajak untuk merenung dan meresapi tentang bagimana Allah
menjamin setiap rejeki. Rejeki bukan soal berapa yang ada di slip gaji. Bisa jadi
nominalnya kecil yang tertera di sana namun besar penghasilan. Beliau juga
menyebutkan beda gaji dan penghasilan.
Allah memberikan potensi rejeki kepada kita ini tidak terbatas. Jangan sampai diri kita sendiri membatasinya. Sebab, gaji kita bukanlah ukuran kualitas diri kita. (halaman 120)
Lebih lanjut kata motivasi yang
menggerakkan hati seperti “orang lain rela memberikan lebih banyak kalau kita
mau berbuat tulus kepada mereka. Begitulah hukum alam.” Menjadi kata-kata yang
menghujam hati agar kita selalu mengerjakan yang terbaik atas setiap pekerjaan.
Karena ...
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).
Qs. Ar. Rahman 55:60)
Penutup
Nah, itulah sekilas tentang buku
karya Dwi Suwiknyo, Bersyukur Masih Insecure. Buku ini memiliki banyak
kelebihan. Siapapun cocok membacanya. Dengan bahasa yang mudah dimengerti,
diceritakan secara runtun serta sama sekali tidak membosankan. Plus narasi
kisah nyata penuh hikmah.
Baik dibaca di tengah keramaian atau
pun sedang sendiri buku ini mampu mengajak merenung dan kembali memahami, untuk
apa kita diciptakan? Untuk apa kita hidup?
Setelah meresapi kata demi kata,
pikiran yang selalu insecure dan menyalahkan keadaan perlahan hilang. Senangnya
menerima manfaat dari buku ini, menjadikan insecure sebagai sarana memperluas
rasa syukur, bukan sebaliknya bertahan dengan rasa khawatir dan penyesalan
kenapa aku begini?
Menarik!
Jika teman-teman ingin tau lebih lanjut profil pengarang best seller tingkat Nasional, bisa kunjungi instagram Dwi Suwiknyo.
Posting Komentar
Posting Komentar