“Ambyar!” Pikirku ketika mendapati
sepasang suami istri membuang sampah di tengah jalan. Sambil tertawa cekikikan.
Padahal, beberapa meter lagi ada bak penampungan sampah sementara.
Melihatku di belakang motor, mereka
seakan-akan berujar, “ape lho!” seolah-olah membuang sampah sembarang suka-suka
mereka. Sangat disayangkan mereka juga membawa anak seusia 8 tahun, yang tidak
kalah keras suara tawanya.
Nah, jangan-jangan ada masalah dengan
kejiwaan keluarga tersebut? Di sekolah, khususnya untuk kurikulum merdeka
belajar, guru-guru dengan susah payah mengenalkan, mengajak, membimbing agar
anak punya kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup. Salah satunya dengan cara
tidak membuang sampah sembarang.
Namun, dengan kasus di atas, miris
ketika anak kembali di rumah, kebiasaan baik ambyar dengan masa bodoh orang
tua. Di tempat teman-teman apakah ada menemukan yang seperti ini?
Sebaiknya, setiap orang tua mendukung
apa yang telah diusahakan sekolah. Jika dipandang dari prespektif Agama,
menjaga lingkungan hidup adalah salah satu yang disunnahkan Rasulullah SAW.
Yang seharusnya diterapkan dan diwariskan kepada anak cucu.
Di pembahasan kali ini, kita akan
belajar menjadi orang tua yang menjalankan salah satu bagian sunnah Rasulullah
Saw, bergerak dan berdaya menjaga lingkungan hidup mulai dari lingkungan keluarga.
Apa yang bisa orang tua lakukan?
Hadits dari Anas r.a. dia berkata:
Rosulullah S.a.w. bersabda : Seseorang muslim tidaklah menanam sebatang pohon
atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia atau binatang
memakan sebagian dari padanya, melainkan apa yang dimakan itu merupakan
sedekahnya “. (HR. Imam Bukhori).
Rasulullah saw bersabda: “Takutilah
tiga perkara yang menimbulkan laknat; buang air besar di saluran air (sumber
air), di tengah jalan dan di tempat teduh.
Berdasarkan dua hadits diatas, kita
bisa melakukan langkah kecil tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan yang
kemudian diajarkan kepada anak-anak dari sejak dini. Seperti:
Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Sangat jelas bahwa Islam mengajarkan
untuk menjaga kebersihan lingkungan. Membuang sampah sembarangan akan
mengakibatkan pencemaran, lingkungan tidak sehat dan banjir. Untuk itu,
meminimalisir sampah dianjurkan.
Kurangi bungkus makanan, kantong
plastik, kertas, air kemasan. Serta biasanya memisah sisa makanan untuk dapat
dijadikan kompos.
Sebab, membakar sampah juga berbahaya
lho. Sampah yang dibakar akan mengeluarkan gas-gas yang merusak lapisan ozon. Kalau
lapisan ozon sudah rusak, yang terasa seperti sekarang suhu puanas. Sebab
lapisan ozon berkurang fungsinya menyerap sinar ultraviolet.
Aku sendiri suka membawakan anak-anak
bekal, dan botol minum ke sekolah guna mengurangi sampah pembungkus makanan dan
botol bekas air mineral.
Menghemat Energi
Ternyata jauh beribu-ribu tahun yang
lalu Rasulullah dalam hadist sahihnya, telah menganjurkan umat Islam untuk
menghemat energi salah satunya untuk mematikan lampu ketika kita tidur.
Langkah lainnya dalam melakukan
penghematan energi adalah tidak menghidupkan lampu saat siang hari dan saat
tidak terpakai. Untuk pencahayaan, anak bisa dilibatkan untuk membuka horden.
Kemudian membiasakan jalan kaki jika
berpergian ke tempat yang terjangkau. Jika memungkinkan gunakan kendaraan umum
untuk menghemat pemakaian BBM. Seperti yang kita tahu, dengan menggunakan
kendaraan umum, kita mengurangi sisa pembakaran dari knalpot kendaraan yang akan
mencemari udara.
Menanam Sebatang Pohon
Dari lingkungan keluarga, kita bisa
ajarkan anak-anak untuk menanam sebatang pohon. Bisa berupa tanaman,
buah-buahan maupun bunga.
Langkah kecil ini dapat melestarikan
lingkungan. Membuat sejuk. Karena dedaunan dapat menghalangi paparan langsung
sinar matahari serta membantu menyerap karbon dioksida.
Lebih lanjut sampaikan Hadits tentang
menanam pohon ini kepada anak, agar lebih semangat. Tidak hanya menjaga alam
tapi dengan menanam pohon, mengikuti sunnah Rasulullah. Dan merupakan sedekah.
Seseorang muslim tidaklah menanam
sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia
atau binatang memakan sebagian dari padanya, melainkan apa yang dimakan itu
merupakan sedekahnya “. (HR. Imam Bukhori).
Mitigasi Risiko Perubahan Iklim
Mitigasi risiko perubahan iklim
sebenarnya sudah ada yang menangani. Bagian Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim
mengemban tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
bimbingan teknis dan evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan
urusan di daerah bidang mitigasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan
penghapusan bahan perusak ozon.
Kita mendukung penuh tugas tersebut
dengan melakukan aksi nyata yang telah dipaparkan diatas mulai dari lingkungan keluarga.
Selain itu sebagai pendidik, saya juga mengenalkan aksi kecil tersebut,
membiasakan dan membimbing agar anak sadar lingkungan sedari dini.
Seandainya saya diberi kebijakan yang
lebih, tentunya membuat regulasi untuk para pelaku pembuang sampah sembarangan,
agar ada efek jera. Selain itu, setiap rumah dianjurkan untuk menanam pohon,
tindakan ini melibatkan RT dan RW, sehingga masyarakat kompak bergotong royong.
Dengan #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku
lingkungan akan terjaga, sampai anak cucu di masa yang akan datang. Aamiin.
Nah, Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di
kolom komentar ya!
Sumber: https://iainkudus.ac.id/lampiran/94-1802-5766-1-SM.pdf
https://ditjenppi.menlhk.go.id/direktorat/direktorat-mitigasi-perubahan-iklim.html
Wah. Keren banget kegiatan mencintai bumi ini. Salah satunya menanam pohon. Hmmm..perlu nih aku coba sama anak-anak...
BalasHapusPerlu juga lebih banyak diskusi dan ceramah agama yang membahas tentang isu lingkungan. Ibarat menjaga rumah tempat tinggal sendiri kan. Artikel ini seperti pengingat buat saya dan keluarga Mba
BalasHapus