Adalah mbak Yuliati, seorang OYPMK
atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta, memberikan insight positif soal Wanita
dan kusta dalam talkshow Ruang Publik KBR, pada Rabu 30 Agustus 2023 bersama
pembawa acara Rizal Wijaya.
Bagaimana proses mbak Yuliati tertular
kusta? Sumbernya dari mana? Bagaimana
dia menerima penyakit tersebut? Bagaimana dia menghadapi lingkungan? Bagaimana
dia bangkit dan berjuang untuk sembuh lalu bisa aktif menjadi ketua PerMaTa
Sulsel yang menyuarakan tentang kusta? Simak yuk!
“ Waktu itu setelah yakin saya sempat
menyembunyikan fakta dari keluarga dan sempat putus kuliah waktu itu sehingga
kakak ipar saya itu datang ke rumah menanyakan kenapa berhenti kuliah jadi
waktu itu karena saya sudah tidak ada lagi punya akal untuk menyembunyikan
Akhirnya saya terbuka dan saya didampingi oleh kakak ipar saya untuk ke
Puskesmas untuk pemeriksaan.”
Itu statement dari mbak Yuli, awalnya
dia menyembunyikan kalau dia terkena kusta. Meskipun demikian niatnya dengan
menarik diri dari lingkungan semata mata agar tidak menularkan penyakit yang ia
derita. Selain itu stigma kusta juga membuat ia tidak percaya diri, merasa
takut bahkan ada keinginan untuk bunuh diri.
Stigma yang tumbuh di masyarakat yang
ditakutkan mbak Yuliati seperti:
- orang yang mengalami kusta itu nantinya akan disabilitas
- akan dibuatkan rumah-rumah tersendiri
- tidak ada lagi keluarga yang mau mendekat
- tidak bisa menikah
- tidak bisa bekerja
Untungnya kakak iparnya memberikan
suport untuk berobat ke puskesmas, awalnya dia
didiagnosa tipe Fauzi. Ada tanda satu bercak mati rasa di ibu jari kaki
kecil.
Bagaimana proses mbak Yuliati tertular kusta?
Berawal dari kedekatan dengan sepupu
yang pulang merantau, dan sepupu tersebut juga diketahui memiliki gejala kusta.
Mbak Yuliati menambahkan penyakit
kusta itu penyakit menular yang tidak mudah menular, karena butuh kontak yang
Intens dengan durasi waktu lama dan erat. Tidak hanya misalnya ketika kita bersalaman
terus tiba-tiba tertular.
Berdasarkan pengalamannya yang harus
segera dilakukan oleh seorang utamanya wanita nih ya setelah didiagnosa kusta
yaitu:
- Jangan menunda-nunda jika sudah terdiagnosa harus cepat minum obat
- Harus segera melapor ke Puskesmas atau petugas kustasi itu supaya bisa dicari solusinya
- Ceritakan kepada orang terdekat
- Jangan menarik diri
- Jangan putus asa.
Lalu bagaimana wanita seharusnya bangkit dari kusta?
Wanita yang lebih sensitif
perasaannya menyikapi penyakit kusta tentu berbeda. Cendrung terpuruk. Bagi
wanita dengan adanya stigma yang beredar menganggap kusta menakutkan, membuat
dunia seketika runtuh.
Tentu saja, kusta yang menyerang kondisi
fisik, bahkan penyakit kusta juga dapat merusak mahkota kecantikan seorang
wanita. Sulit untuk bangkit? Bukan berarti tidak bisa.
Jika ada teman wanita atau keluarga
terkena kusta anjurkan untuk bisa gabung ke organisasi yang suport dan
mengalami kusta, seperti mbak Yuli agar saling menguatkan satu sama lain,
saling sharing pengalaman agar cepat bangkit. Di organisasi PerMaTa banyak
mengikuti pelatihan-pelatihan seperti bagaimana membangun karakter dan
bagaimana bisa menerima diri.
Bersama PerMaTa di Sulawesi Selatan,
mbak Yuliati bangkit. Tidak hanya berbagi pengalaman bagaimana cara menghadapi
kusta dan bangkit setelahnya. Tetapi dia juga semangat menyuarakan tentang
kusta, mengajak wanita tidak terpuruk, lekas menyadari penyakit kusta jika
terdapat ciri ciri kusta dalam diri, lalu berobat, minum obat secara rutin,
menjalani hidup dengan baik.
Serta berusaha menyadarkan masyarakat
terkait stigma kusta melalui sosialisasi di sekolah-sekolah, masyarakat, media
sosial bahwa wanita yang terkena kusta bisa sembuh, bisa baik baik saja,
menjalani kehidupan secara normal tanpa rasa takut dikucilkan.
Posting Komentar
Posting Komentar