Pernah gak sih
merasa insecure terhadap pencapaian
orang lain? Ada rasa tidak nyaman ketika melihat capaian orang lain lebih
tinggi dari pada kita. Seharusnya ‘kan
ketika melihat orang lain mendapat mencapaian lebih, kita juga ikut bersyukur,
ikut senang, mengucapkan kata kata baik, sebab rumusnya adalah semua yang kita
ucapkan akan kembali ke diri kita sendiri.
Sebaliknya, saat inscure
kok ada rasa cemas, tidak bahagia? Yang awalnya kita menerima diri kita dengan
apa yang menjadi jatah diri, mulai membanding-bandingkan.
“Wah dia begitu sukses
sekarang!”
“Kok, aku masih begini begini saja ya!”
Jika perasaan seperti itu ada, mulailah untuk melakukan
hal-hal berikut ini:
Born to Win
Setiap kita dilahirkan untuk menang dan memiliki potensi yang
unik hanya saja bidangnya masing-masing. Tekuni apa yang menjadi garis tangan
kita. Soal wah dia begitu sukses sekarang. Tentu saja indikator sukses ini
berbeda beda. Ada yang mengganggap sukses adalah punya jabatan, banyak uang,
pekerjaan yang baik. Tapi ada yang sukses dengan berhasil mendidik anak anaknya
menjadi anak baik, penurut dengan orang tua. Bahkan, banyak orang merasa sukses
ketika bisa tetap terus menjaga kesehatannya.
Jadi, berhenti yuk untuk merasa insecure. Kamu hebat kok
sudah bertahan selama ini, menjalankan kewajiban sebagai ciptaan Rabb tanpa
menentang aturan. Nikmati prosesnya, sebab nilai sukses atau pencapaian tidak
akan ada finishnya.
Pahami quote dari Zig Ziglar berikut ini.
You were born to win, but to be a winner, you must plan to win, prepare to win, and expect to win.
Melihat Pencapaian Orang Sewajarnya Saja
Melihat pencapaian orang lain terkadang menimbulkan rasa iba,
kecil hati, “kok aku. . .!” padahal dibalik pencapaian itu ada yang tidak bisa
dilihat. Benar gak sih? Menurut kita dia itu udah sukses banget, tapi kok
mengeluh juga. Nah ‘kan? Jadi setiap
orang punya pencapaian dan masalah masing-masing, jangan insecure dan kecil
hati.
Bagaimana jika melihatnya sewajarnya saja? Jadikan pencapaian
orang lain sebagai cambuk agar kita lebih bersemangat berusaha di bidang
masing-masing, kita jadikan motivasi dan inspirasi untuk menjadi lebih baik
lagi.
Bandingkan Diri Waktu Ke Waktu
Bestie dari pada membandingkan dengan pencapaian orang lain,
malah bikin kamu iba dan sedih. Mending bandingkan diri dari waktu ke waktu.
Ada perubahan gak? Baik dari segi materi, sikap, kebahagiaan? Coba dilist!
Banyak banget ‘kan yang sudah Allah
beri.
Jangan karena kita lebih fokus ke orang lain, kita bahkan gak
melihat apa apa yang ada pada diri sendiri.
Penulis sendiri pernah merasa insecure ketika dighibahin. Wkwkwk. Katanya. “kenapa mau honor
guru, gajinya tiga bulan sekali, sedikit juga, mending keluar cari pekerjaan
lainnya. Lihatlah si Fulanah tamatan SMA kerja di toko gajinya 2 juta 500.”
Bagaimana bestie, perkataan di atas ada manis manisnya ‘kan? Nah, sempat down juga ya dighibahin gitu. Tapi kembali lagi ke diri, betul gaji sedikit, tapi aku yang
memilih profesi ini. Secara materi memang kalah, tapi dengan menjadi honorer
guru barangkali ini kesempatanku untuk menabung banyak amal, dengan ikhlas
mengajar.
Begitulah, jika kita tidak bisa mengubah omongan dan pikiran
orang-orang, tapi kita bisa menahan dan memberikan pandangan untuk diri
sendiri. Yuk bisa yuk! Jadikan apa yang menjadi pilihanmu adalah yang terbaik
dalam pikiranmu, sebab berfikir positif akan mendatangkan hal yang baik juga.
Alam akan mengaminkan untuk mewujudkan hal baik tersebut.
Penutup
Ternyata tidak terlalu fokus memperhatikan capaian orang lain
dan membanding-bandingkan dengan diri sendiri, hati akan mudah bahagia. Ikhlas
menerima apa yang menjadi bagian kita. Tidak Insecure. Pikiran tidak kemerungsung.
Serta lebih fokus untuk selalu membenahi diri dan memperoleh kesempatan berkarir lebih baik.
Posting Komentar
Posting Komentar