Jika ditanya bagaimana awal mula bisa menulis? Aku sendiri
masih bingung. Menulis bagiku butuh waktu yang sangat panjang. Berawal dari
kegemaran, yaitu menulis kembali cerita dari buku yang pernah kubaca. Tujuannya
waktu itu adalah agar tidak lupa. Punya dokumentasi jika buku sudah
dikembalikan. Maklumlah waktu itu, bisa membaca karena meminjam di perpustakaan.
Seiring waktu, aku mengamati anak sulungku, yang baru berusia
10 tahun. Dia sudah menghasilkan beberapa tulisan pendek, yang ia tulis di
buku tulis. Menurutku keterampilan menulisnya (meskipun baru belajar) muncul
karena:
Suka Membaca
Di rumah terdapat rak buku, meskipun tidak terlalu banyak.
Namun, setiap tahun penghuninya bertambah. Aku dan suami suka membaca buku.
Jika ada rejeki, kami akan jalan ke toko buku dan memilih buku yang kami suka.
Kebiasaan membaca juga diikuti Zia. Dia suka membaca bermacam
jenis buku. Dari buku Agama sampai buku cerita. Nah, sepertinya kebiasaan ini yang membuat dia tertarik dan
memiliki banyak ide untuk dituliskan.
Suka Bercerita
Zia sekolah di tempat yang menerapkan full day school. Ada banyak kejadian, harapan dan kadang keluhan
tentang jamnya yang begitu padat. Dia sangat suka bercerita. Sepulang sekolah,
dia akan mulai bercerita meskipun baju belum dilepas.
Barangkali, ada yang belum tuntas dia ceritakan. Ia tulis di
buku tulis menjelang ia tidur. Aku perhatikan hampir setiap hari ia menulis.
Dukungan
Ketika Zia menunjukan sebuah buku cerita dan bilang, “Ummi,
aku mau nulis seperti ini!” aku iya kan serta memperbolehkan untuk ATM buku
tersebut. Menurutku, ia sedang belajar tata cara menulis yang benar. Bagaimana
mengawali sebuah cerita. Membuat tulisan utuh dan bagaimana membuat penutup.
Pada akhirnya nanti ia akan menemukan gaya tulisan sendiri. Aku
lebih fokus untuk mendukung kesukaannya itu menjadi rutinitas yang baik. Serta mengasah kemampuanya menulis.
Nah, itulah kira-kira bagaimana menumbuhkan motivasi agar
anak bisa menulis. Bisa disesuaikan dengan usianya. Tidak masalah jika anak
belajar merangkum sebuah tulisan atau menceritakan kembali dengan bahasanya
sendiri. Biarkan anak suka dulu, insyaallah kemampuannya akan terus berkembang.
Tulisan Pertama Briliana Mumtazia
Pengalamanku Menjadi Hafizah Al -Qur’an
Assalamu’alaikum teman-teman, halo apa kabar
semuanya! Senang bisa berjumpa dengan kalian! Namaku Briliana Mumtazia aku sering
dipanggil Zia. Usiaku sepuluh tahun. Aku ingin menceritakan pengalamanku
menjadi hafizah Al –Qur’an.
Kalian tau gak sih menjadi hafizah Al-Qur’an itu
menyenangkan? Ya walaupun membuat kepala sedikit pusing akan ayat-ayat
Al-Qur’an yang panjang dan susah, tapi aku tetap bersemangat.
Aku mulai menghafal saat kelas satu SD dan aku
sekarang sedang menghafal Juz 29. Aku bersekolah di SD Muhammadiyah Muara
Bungo.
Disana aku memiliki sahabat yang sangat dekat denganku
yaitu Atira. Teman terbaikku. Dia senang menyemangatiku, saat aku susah
menghafal surah. Tidak kusangka usahaku selama ini tidak sia-sia karna aku
berhasil ikut wisuda 1 juz.
Di hari yang sama, ternyata oh ternyata aku
mendapatkan rangking 1 juga (sebelumnya aku rangking 2 atau 3). Alhamdulillah.
Teman, keseharianku tidak belajar atau menghafal
terus, aku juga main tapi aku jarang keluar rumah. Hmmm... kalian mau tau gak
tips menjadi penghafal Al-Qur’an tipsnya itu adalah kerja keras, disiplin, istiqomah,
tekun dan rajin.
Ok, mungkin sampai sini saja kisah tentang
pengalamanku menjadi hafizah Al-Qur’an jika kalian mau tau kisah lainnya ikuti ceritaku
terus yuk! Salam dari Muara Bungo, Jambi. Tempat tinggalku.
Penutup
Itulah tulisan pertama Briliana Mumtazia. Saat kusalin di
blog ini, tanda bacanya masih banyak yang belum baik. Tidak apa apa, semangatterus ya sayang. Semoga keterampilan menulisnya terus berkembang.
Posting Komentar
Posting Komentar