Isu
bullying mahasiswi dokter spesialis yang beredar belakang ini, telah memicu
diskusi yang lebih luas tentang berbagai isu lainnya. Senioritas, gender, atau
status sosial mau tidak mau akan membangun karakter dokter yang tidak baik.
Tentunya berimbas pada Kualitas saat memberikan pelayanan Kesehatan oknum tersebut
setelah ia bertugas.
Disini
kusebut oknum, iya oknum. Karena aku yakin tidak semua senior dan lulusan
kedokteran yang terlibat dengan isu ini. Tentunya banyak yang masih memiliki dedikasi
dan komitmen seorang tenaga medis dengan vibes positif.
Sebut
saja dokter muda Mohammad Afifi Romadhoni yang kini bertugas di Jambi. Aku
mengikuti media sosialnya @afifmohd13 sudah sejak lama, kegiatan yang dia
lakukan menginspirasi dan membawa vibes positif di tengah tantangan carut marut
caci dan puji.
Dia
dikenal dengan Dokter “spesialis” kesehatan santri. Kampanye gerakan sehat
tinggal di pesantren bahkan mengantarkannya menjadi Salah satu penerima satu
Indonesia Awards tahun 2019 di bidang kesehatan. Bagaimana kisahnya, baca
sampai selesai yuk!
Gerakan Pesantren Sehat
GPS
atau gerakan pesantren sehat digagas oleh Afif yang kini bertugas sebagai Dokter
umum Program Nusantara Sehat Individu Kementerian Kesehatan. Hingga kini,
komunitas ini semakin besar dan telah memiliki banyak relawan yang
berkontribusi pada pesantren pesantren di lingkungan provinsi Jambi.
Berdiri
sejak Mei 2017, gerakan pesantren sehat masih tumbuh dan berkembang hingga
sekarang. Terus mengkampanyekan cara hidup sehat di pesantren, agar berubah
mindset santri.
Menurut
pengalaman dokter muda ini, dulunya dia yang menimba ilmu dari pesantren. Ada
beberapa pesantren yang masih memiliki mindset jika santri gudiken atau kena penyakit scabies, it’s okey, gak masalah, itu
tirakat nyantri. Padahal, tidak ‘kan!
Gerakan
pesantren sehat sebagai pencegahan penyakit ini agar santri nyaman belajar.
Tidak lagi memakai barang bersama-sama, pasta gigi, sabun, bantal, kasur,
handuk, selimut. Jaga kebersihan alat mandi, tempat tidur, lingkungan pondok.
Kemudian,
tidak lagi menjemur baju basah, handuk di kamar pondok yang membuat pondok jadi
lembab. Lebih lanjut, gerakannya juga memberikan edukasi kesehatan untuk usia
anak pondok yang mulai remaja. Dengan gerakan ini, diharapkan berubah mindset,
bahwa kalau gak gudhiken, belum jadi
santri secara totalitas.
Berbagai
gerakan pesantren sehat dipublish di
akun Instagram @gps.Foundation. kegiatannya banyak kampanye seputar PHBS atau Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat di pesantren. Berikut 11 program GPS yang menginspirasi:
- Program Sharing Class. Kegiatan sharing mengenai hidup bersih dan sehat (PHBS), sharing untuk kesehatan reproduksi, dan sharing kesehatan mental para santri.
- Program Doktren (Dokter Pesantren), yaitu perwakilan yang telah dilatih sebagai sambung lidah untuk kesehatan serta program Cerita Santri untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental, perundungan, dan pelecehan.
- Program Patok yaitu mengkampanyekan bahaya rokok dan menyuarakan anti-asap rokok.
- Program Book4Santri, yaitu mengelola buku bekas untuk disumbangkan dan dimanfaatkan.
- Program Kasih Sayang yaitu memotivasi agar santri rajin mencuci mukena, sarung, dan sajadah secara rutin untuk menjaga agar tetap bersih dan sehat.
Penutup
Dokter
Afif adalah salah satu figure yang
memberikan vibes positif dan berjuang untuk masyarakat sekitar. Di tengah
kesibukannya sebagai tenaga medis tentunya. Vibes positif itu menular.
Semoga
Isu bullying yang menimpa mahasiswa/i kedokteran dapat diakhiri dengan baik,
sehingga banyak dokter seperti dokter Afif, dikenal, dirasakan manfaatnya untuk
orang banyak, orang pun ketika sakit tidak “enggan” untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Karena ya, “senyaman itu!” konsultasi dengan dokter yang baik.
Posting Komentar
Posting Komentar