Sumber Gambar: @asabhrina |
Pasca melahirkan, aku kekeh untuk bisa memberikan ASI,
meskipun hari pertama ASI
belum keluar dan bayi rewel. Aku percaya dengan memberikannya secara berulang,
terus menerus akan memancing munculnya ASI.
Sang bidan pun dengan sabar memotivasi, dengan memanaskan
minyak zaitun, mengoleskan pada PD dan memberikan pijatan tertentu agar
memudahkan ASI keluar. Alhamdulillah ASI mulai keluar dan jumlahnya mencukupi.
Nah, ketika aku sharing pengalamanku berjuang memunculkan
ASI beragam tanggapan, ada yang respon positif, mengikutinya ada yang juga yang
respon kurang baik, “Heleh! Gak keluar ya mau diapain, bayi sudah nangis!”
Akhirnya, ia pun menyerah memilih memberikan susu pabrik.
Susah susah gampang soal mengatasi emosional ibu ibu pasca
melahirkan. Memang edukasi soal ASI harusnya orang orang terdekat peduli dan
menyampaikan. Seperti yang dilakukan oleh Annisa Sabhrina melalui Gerakan
Peduli ASI. Simak yuk!
Gerakan Peduli ASI
Gerakan Peduli ASI Tanggerang Selatan berdiri tahun 2012.
Populer dengan nama GarASI @garasikita_community yang digagas oleh Annisa,
tepatnya Drg. Annisa Sabhrina, CCC Dentist yang akrab dipanggil Nisuy.
Sebagai pengurus gerakan ini, ia kerap kali mengedukasi untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi kesehatan dan
tumbuh kembang anak.
GarASI mengajak dan menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Gerakan dilakukan melalui kegiatan offline dan
melalui kanal media sosial. Harapannya dengan mengetahui manfaat ASI sebagai
nutrisi terbaik bagi bayi dan pentingnya dukungan bagi para ibu menyusui, baik
dari keluarga, lingkungan kerja, hingga fasilitas kesehatan. Hak bayi
mendapatkan ASI terpenuhi.
Gerakan peduli ASI ini juga menjadi bagian dari masyarakat.
Dimana kehadirannya mengedukasi, mengayomi dan tempat sharing. Terutama tentang
laktasi atau proses menyusui.
Aku sendiri mengalami drama proses ini. Menurutku, ASI akan
lebih lancar jika pikiran sang ibu lebih bahagia dan tanpa beban. Misalnya nih,
ketika ibu dijenguk dan ada yang bilang, “lho kok kamu angkat angkat beban berat, nyuci,
nanti ASI kamu seret lho!”
Nah, beneran seret dan bekurang, karena kata-kata tamu
tersebut menjadi beban pikiran sang ibu. Sebaliknya, jika sang ibu lebih
terbuka dan lebih fokus dengan perbuatan positif, maka ASI tetap lancar insya
allah, kuncinya happy lah!
Kembali lagi ke gerakan ASI, salah satunya tempat edukasi
agar ibu ibu tetap happy memberi ASI, meskipun ASI kurang lancar, lecet,
bengkak, sakit dan kendala lainnya. Sehingga sang ibu tidak tertekan atau
stress. Kuncinya kata Annisa Sabhrina
Relaks, Istirahat cukup dan yakin bahwa diri ibu siap untuk kegiatan menyusui bayi
Selain itu Annisa Sabhrina yang juga hobi membaca dan menulis
memanfaatkan laman media sosial seperti Instagram untuk membuat artikel tentang
laktasi, parenting dan psikologi.
Dengan begitu informasi tentang seputaran ASI tidak hanya
untuk masyarakat Tangerang selatan, namun dapat menjangkau lebih luas ibu-ibu
yang ada di Indonesia. Teman-teman bisa follow akun bu dokter di Instagram
@asabhrina
Penutup
Fyi, Gerakan Peduli ASI oleh Annisa Sabhrina
menghantarkan sang dokter cantik sebagai pemenang Satu Indonesia Awards Provinsi
tahun 2021.
Seperti yang kita tahu bahwa Astra memberikan apresiasi bagi
anak bangsa yang tak kenal lelah memberi manfaat dan berkontribusi bagi
masyarakat untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang
Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi.
So, semoga saja makin banyak
generasi muda yang lebih aware soal
masalah sosial seperti ini. Serta berkomitmen untuk mengedukasi dan mengkapanyekan
hal-hal baik.
Posting Komentar
Posting Komentar