Sumber gambar: @literasijalanan |
Adlun
Fiqri yang akrab disapa kak Iky ini bergerak di bidang literasi. Menariknya,
dia tidak hanya mengajak anak-anak untuk suka membaca buku. Lebih dari itu, dia
bahkan mengajari anak anak untuk membaca. Lokasi tempatnya pun unik yaitu
jalanan.
Bagaimana
konsep literasi jalanan yang ia lakukan? Inspirasi apa yang bisa diambil dari
penggiat literasi jalanan Adlun Fiqri ini? Simak sharing kali ini sampai
selesai yuk!
Konsep Literasi Jalanan
Melalui
akun Instagram @literasijalanan kita menjadi tahu. Literasi jalanan adalah
perkumpulan independen yang menyelenggarakan berbagai kegiatan berbagi bersama
anak anak di kawasan pasar Gamalama sejak 2014.
Adlun
membuka perpustakaan jalanan. Lokasinya yaitu di trotoar-trotoar Kota Ternate. Pengunjungnya
adalah mayoritas anak anak yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang di pasar.
Ide literasi jalanan muncul saat melihat realita anak-anak yang belum lancar membaca, ia pun berinisiatif mengajarinya. Ditambah lagi ia mendapat banyak kiriman buku dari rekannya di Jawa. Karena tidak memiliki tempat, ia pun memajang buku-buku di trotoar jalan. Pada awalnya hanya terdiri dari dua dus buku.
Anak anak sangat antusias, mereka selalu bertanya, “kapan buka lagi baca buku gratisnya?”
Tidak hanya soal membaca dan menulis, Adlun juga mengajari tentang perilaku yang baik dan mana yang kurang baik, sebab anak-anak yang tinggal di pasar cendrung tidak terkontrol perkataan dan sikap. Tidak semua, namun beberapa ditemukan berkata kasar.
Tantangan Literasi Jalanan
Meski
memiliki banyak manfaat, dan kehadirannya di tunggu anak-anak, literasi jalanan
mendapat banyak tantangan pada mulanya, yaitu penggusuran. Sebab dikira PKL. Namun
semangat, dukungan keluarga, pemberi donasi buku dan senyum anak anak literasi
jalanan tetap eksis, bahkan diapresiasi oleh ASTRA dalam ajang Satu Indonesia
Awards 2017 dan mendapatkan penghargaan tingkat Propinsi Maluku Utara.
Sayangnya,
literasi jalanan di kawasan pasar Gamalama ini harus terhenti sebab sang penggiat
pulang kampung, dan melanjutkan kegiatan ini di kampung halamannya, kampung
sagea. Namun, vibesnya tetap menular kok.
“Membaca
dan belajar adalah investasi tanpa batas, ketika pengetahuan bertambah,
kemiskinan pikiran dan materi perlahan menghilang.”
Adlun Fiqri
Adlun
fiqri lahir dan besar di Halmahera, semasa berkuliah ia aktif bergabung dengan
lembaga pers mahasiswa LPM Mantra. Ia tertarik pada foto grafi dokumenter dan
isu lingkungan dan budaya. Ia terlibat sebagai fasilitator komunitas di
sejumlah organisasi lingkungan hidup. Saat ini, Adlun tergabung dalam Fakawele Project gerakan
pendokumentasian kebudayaan yang bergerak dari kampung ke kampung.
Di
akun instagram @adlunfiqri teman-teman akan mengenal lebih dekat aktivitas
pemuda yang memiliki rambut gondrong ini. Ia lebih populer dengan pemuda yang
suka membela kebenaran, keadilan dan kaum marginal.
Kecintaannya
dengan alam, budaya dan menjaga lingkungan membuat ia terus bersemangat
menyuarakan hal hal baik, pengetahuan lokal berikut tradisinya.
Penutup
Mengenal
sosok penggiat literasi jalanan, Adlun fiqri, saya pribadi menjadi malu. Ternyata, banyak hal yang bisa
juga kita lakukan sebagai insan yang peduli lingkungan. Tanpa pamrih ia memberikan
hak anak untuk belajar, mengajari membaca dan menulis. Bahkan membiasakan sikap
baik.
Sementara, kita yang memiliki fasilitas masih abai untuk melakukan kebaikan yang sama. Melalui cerita ini, saya sendiri ingin berkomitmen untuk memberikan hak anak didik untuk belajar membaca dan menulis di luar jam sekolah secara gratis.
Sebagai penutup, saya sangat senang bisa menyebarkan motivasi dari peserta Astra Satu Indonesia Awards, sehingga bisa menginspirasi saya dan banyak orang di Indonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar