Laporkan Penyalahgunaan

Memberantas Buta Huruf Hingga Menjadikan Wisata Edukasi, Begini Ceritanya

Posting Komentar
Memberantas Buta Huruf Hingga Menjadikan Wisata Edukasi, Begini Ceritanya
Sumber Gambar: @jamaluddindgabu

Ketika ditanya, “Linda kamu gak buka belajar tambahan (les)?” Aku jawab buka dong, khusus anak anak yang tidak lancar atau belum bisa baca. Bedanya aku buka secara free alias gratis sepulang sekolah.

Kenapa?

Karena aku terinspirasi dengan salah satu penerima SATU Indonesia Awards tahun 2019, Jamaluddin Abu, penggagas Rumah Koran yang berantas buta huruf di Desa Kanreapia, Gowa, Sulawesi Selatan. Tidak hanya memberantas buta huruf bahkan ia berhasil menjadikan desa tersebut sebagai wisata edukasi. Penasaran ‘kan yuk simak cerita berikut ini!

Founder Rumah Koran

Founder Rumah Koran

Rumah Koran adalah salah satu gerakan untuk mencerdaskan anak petani dengan memberantas buta huruf di Desa kanreapia, kec. Tembolo pao, kabupaten gowa, sulawesi selatan. Berdiri sejak tahun 17 agustus 2011.

Penggagasnya adalah seorang pemuda asli desa tersebut yang baru saja lulus S2, namun lebih memilih menetap di desa guna membangun desa.

Namanya Jamaluddin Abu. Ia bersemangat mencerdaskan anak desa karena pengalamannya yang dulunya sangat sulit mendapatkan akses pendidikan. Ia berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan di lingkungannya. Sebab, dengan berpendidikan, maka akan meningkatkan daya ekonomi masyarakat juga.

Nama Rumah Koran berawal dari Rumah yang dipenuhi banyak koran, di sana para petani berkumpul, membicarakan soal bagaimana bertani yang baik (pertanian organik), serta petani meningkatkan kemampuan literasinya.

Hampir semua lapisan masyarakat ikut terlibat. Kemampuan leadership sang founder membuat bisa menggerakan semuanya. Dimulai dari anak-anak desa setempat yang ikut berpartisipasi, kemudian para pemuda yang diedukasi bagaimana menjadi petani yang smart. Selanjutnya para orang tua tidak luput dari edukasi ini, yaitu bagaimana bertani organik yang lebih aman, menjaga unsur hara tanah dan juga edukasi tentang bahaya pestisida saat disemprotkan tanpa perlindungan yang baik.

Menariknya, ide dan gerakan ini banyak menginspirasi desa lain. Daerah lain pun berbondong-bondong belajar dan membuat program satu dusun satu rumah baca. Tidak salah lagi kalau Jamaluddin terpilih juga sebagai Duta Petani Milenial Kementan RI.

Kebaikannya cepat menyebar luas, apalagi setelah ia dianugrahi SATU Indonesia Awards, ajang bergengsi tempat anak muda Indonesia yang menginspirasi.

Keberhasilan Rumah Koran

Indikator keberhasilan Rumah Koran adalah kurang lebih 75% warga Petani Desa kanreapia, kec. Tembolo pao, kabupaten gowa, sulawesi selatan tidak buta huruf. Tidak ada lagi petani yang salah menggunakan takaran pupuk dan pestesida. Banyak menjadi petani organik. Serta banyak yang care terhadap pendidikan sehingga pernikahan dini pun mengalami penurunan.

Serta, desa ini telah menjadi wisata edukasi, yang dapat dijadikan rujukan para petani untuk meningkatkan kualitas tanaman, meningkatkan literasi.

Dilansir dari akun instagram sang Founder Rumah Koran @jamaluddindgabu, hingga kini, Rumah Koran terus berkembang dan telah memiliki:

  • Perpustakaan kambing, sebagai peternak dan menghasilkan pupuk kandang
  • Cafe Baca, Cafe yang menyediakan banyak buku agar orang tertarik untuk membaca
  • Rumah Kentang, sebagai penyedia bibit kentang, tomat
  • Komunitas Padaelo, sebagai pembuat kerajinan,
  • Rumah baca parang boddong, sebagai contoh keikutsertaan pemerintah dalam gerakan ini, parang boddong sendiri adalah nama dusun.

Penutup

Nah, itulah cerita inspiratif dari seorang Jamaluddin Abu, penggagas Rumah Koran. Berantas buta huruf hingga membuka wisata edukasi.

Berkunjung ke akun sang founder @jamaluddindgabu teman-teman akan temukan semangat yang terus membara, bahkan beliau hingga diundang ke luar Negeri.

Lebih dari itu, yang paling menonjol adalah beliau ini suka sedekah sayur mayur dalam jumlah yang sangat banyak.

Sangat menginspirasi, bukan?

Terimakasih SATU Indonesia Awards telah memunculkan banyak pemuda terbaik Indonesia, sehingga kami merasakan semangatnya juga.

 

 

Linda Puspita
Blogger dan Guru Honorer yang selalu beruntung saat mulai menulis. Menerima kerja sama, silahkan singgah di brilianamumtazia@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar